SURABAYA — Mahalnya pakan konsentrat bagi para peternak sapi di Desa Bluri, Kecamatan Solokuro, Lamongan membuat mereka kesulitan. Menjawab masalah, tim abmasInstitut Teknologi Sepuluh Nopermber (ITS) yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pengabdi hadir guna membantu pembuatan pakan konsentrat dari limbah pertanian.
Tim KKN ini hadir memberikan bantuan penuh kepada para peternak sapi dan para pemuda di Karang Taruna setempat untuk membuat pakan tersebut. Tidak lupa, hasil pembuatan pakan konsentrat ini langsung diujicobakan pada sapi ternak milik warga setempat. “Pakan konsentrat yang kami buat sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), jadi dapat dipastikan aman digunakan, ” terang ketua tim pengabdi, Siti Zullaikah ST MT PhD, Sabtu (16/7/2022).
Dosen ini menjelaskan, hasil analisis kondisi lingkungan yang ia dan tim lakukan mencatat bahwa kegiatan ternak sapi masih dilakukan secara konvensional. Namun, musim kemarau menjadi masalah tersendiri bagi para peternak sapi di sana. Hal tersebut lantaran selama ini, peternak cenderung memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami padi sebagai pakan ternaknya. “Musim kemarau ini menyebabkan peternak kesulitan mencari tumbuhan hijau atau limbah pertanian lainnya, ” tambahnya.
Selain karena faktor musim, biaya yang tinggi untuk membuat pakan konsentrat menjadi keluhan tersendiri dari para peternak di sana. Ia membeberkan, pembuatan pakan konsentrat dapat menelan biaya hingga satu juta untuk satu ekor sapi tiap bulannya. “Pakan konsentrat yang kami buat mempunyai harga yang kurang dari yang ada di pasaran dengan kualitas yang lebih baik, ” ujar dosen Departemen Teknik Kimia ITS tersebut.
Pemberian pakan konsentrat hasil pembuatan tim KKN ITS kepada sapi ternak milik warga setempat
Baca juga:
Bappenas Apresiasi SDGs Center UNAIR
|
Dengan dukungan dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, tim KKN bersama peternak membuat pakan konsentrat menggunakan bahan yang tersedia di daerah setempat, seperti jerami padi, tebon jagung, singkong, dan bungkil kedelai. “Penggunaan bahan dari limbah pertanian tersebut menjadikannya lebih murah, mudah, dan ramah lingkungan, ” terang Zullaikah.
Lulusan doktor National Taiwan University of Science and Technology ini menyebutkan, hasil KKN dengan tema Teknologi Pembuatan Pakan Konsentrat Sapi Potong Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Berbasis Limbah Pertanian selama sebulan ini dapat memberikan keuntungan bagi peternak hingga Rp 6 juta dari penjualan sapi hidup. “Harapannya, ini dapat membantu usaha perternakan sapi di Desa Bluri yang selama ini belum berhasil seperti harapan Kepala Desa Bluri, ” tutupnya optimis. (*)
Reporter: Faqih Ulumuddin
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika