Ekonom UNAIR Sebut 2 Dampak Kenaikan Harga Minyak di Indonesia

SURABAYA, – Saat ini harga minyak dunia hampir mencapai angka $112 per barel. Kenaikan harga minyak dunia berpengaruh pada kenaikan harga minyak dalam negeri karena Indonesia memiliki ketergantungan minyak yang sangat tinggi terhadap pihak luar.

Ekonom UNAIR Dr Rossanto Dwi Handoyo SE MSi PhD memaparkan dampak kenaikan harga minyak dalam negeri. Menurutnya, kenaikan harga minyak akan menggerus kemampuan Indonesia untuk menstabilkan harga minyak dalam negeri. Selain itu menurutnya, kenaikan minyak akan meningkatkan inflasi secara umum.

Baca juga: Pemerintah Buka Beasiswa LPDP Tahun 2022, Menkeu: Saatnya giliranmu!

Menggerus Kemampuan Negara Menstabilkan Kenaikan Minyak

Rossanto menuturkan bahwa Indonesia memang mengekspor minyak, akan tetapi impor minyak lebih besar dari pada ekspornya. Hal ini menyebabkan Indonesia masuk dalam kategori negara net importir oil atau negara pengimpor bersih.

Baca juga: UNAIR Berikan Gelar Guru Besar Kehormatan Kepada Prof Nicolaas C Budhiparama

“Negara pengimpor bersih adalah negara dengan impor lebih banyak daripada ekspornya, ” jelasnya pada Jumat (8/7/2022).

Bagi negara net importir oil, lanjutnya, kenaikan harga minyak dunia akan menggerus kemampuan negara dalam menstabilkan harga minyak dalam negeri. Tidak semua negara mentransfer sepenuhnya harga minyak di luar negeri ke dalam negeri.

Baca juga: Universitas Brawijaya Terima Enam Mahasiswa Asing Beasiswa KNB

“Jadi akan ada subsidi yang diberikan oleh negara kepada masyarakat dalam negeri untuk memastikan bahwa harga minyak terjangkau di dalam negeri, ” terangnya.

Meningkatkan Inflasi Secara Umum

Baca juga: Pakar Pariwisata Unair: Peran Masyarakat Tingkatkan Kunjungan Pariwisata di Kawasan MotoGP Mandalika

Dosen Ilmu Ekonomi UNAIR itu menjelaskan bahwa ada kalangan produsen yang harus membayar harga minyak sama dengan harga minyak internasional. Hal ini terutama untuk pabrik industri menengah dan besar. 

“Mereka tidak diperkenankan menikmati harga minyak atau BBM yang bersubsidi dari pemerintah, ” ungkapnya.

Baca juga: Pakar ITS Soroti Bahaya Hujan Es bagi Lingkungan

Bagi industri, lanjutnya, kenaikan harga minyak dan BBM akan mendorong kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi kemudian akan ditransfer ke dalam harga output yang dihasilkan industri. “Kenaikan harga output industri akan turut mendorong kenaikan harga barang secara umum, ” ujarnya.

Kenaikan harga minyak dunia mendorong kenaikan harga minyak dalam negeri yang tidak disubsidi pemerintah. Kenaikan harga minyak akan ditransfer ke dalam harga output industri sehingga inflasi turut akan naik. 

“Bulan ini Indonesia sudah mulai mengalami inflasi yang naik menjadi 4, 35 persen. Ini salah satu dampak langsung yang kita rasakan terkait fenomena harga minyak, ” ungkapnya. (*)